Rabu, 25 Mei 2011

Wajah Etika dan Moral dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Hari ini (25 Mei 2011) ada berita dari republika.co.id melangsir berita tentang Jepang yang mendapatkan peringkat terbaik dunia berdasarkan Perilaku siswa menurut hasil penelitian internasional.
Menurut hasil penelitian tersebut, murid-murid di Jepang menempati posisi tertinggi dalam peringkat perilaku baik. Laporan dari forum kerjasama ekonomi OECD mendapati jumlah gangguan di kelas pada tahun 2009 lebih sedikit jika dibandingkan angka hasil penelitian tahun 2000.
Lalu bagaimana dengan indonesia? Pada tahun 2011 ini, tingkat Kelulusan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Ajaran 2010/2011 mencapai 99,22 persen atau dari sebanyak 1.461.941 peserta UN SMA/MA jumlah peserta yang lulus sebanyak 1.450.498, sedangkan peserta yang tidak lulus 11.443 peserta atau 0,78 persen.
Namun apakah tingkat kelulusan yang hampir mancapai 100% itu menjamin bahwa pelajar yang lulus adalah pelajar yang bukan hanya pintar dan berintelektualitas tinggi tapi juga beretika dan berperilaku baik.
jika penulis lihat dan amati dari masa ke masa etika pelajar indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, mereka tidak lagi beretika bahkan tidak menghargai gurunya sama sekali, kasus pelecehan guru dimana beberapa murid mengolok-ngolok guru dan sekolahnya melalui situs jejaring sosial baru-baru ini merupakan salah satu contoh dari menurunnya etika pelajar Indonesia saat ini.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelajar tidak lagi memiliki etika sebagai manusia pendidikan,yaitu
  1. Tidak adanya kurikulum pendidikan etika secara masif yang dilakukan dan diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia sehingga dengan adanya modernisasi yang semakin menjadi-jadi, etika pun menjadi semakin terlupakan.
  2. Sistem penyelesaian studi di sekolah dengan sistem UAN yang mana kelulusan hanya benar-benar ditentukan oleh nilai yang mereka dapat dan penilaian guru tidak lagi berarti dan tidak diperhitungkan lagi dalam hal kelulusan, jadi mau nakal atau tidak pelajar tersebut apabila dapat menjangkau nilai yang ditentukan pemerintah dalam UAN, maka luluslah dia.
  3. Undang-undang yang berlaku saat ini membuat guru enggan menghukum anak didiknya  karena kadangkala banyak murid dan orang tua murid yang tidak suka anaknya dimarahi atau diberi hukuman yang sebenarnya hukuman itu merupakan salah satu metode pembelajaran yang baik bagi siswa agar ia mengerti akan hal yang salah dan benar dan menimbulkan efek jera.
  4. Tidak ada kedekatan emosional antara guru dan murid, saat ini guru hanyalah dianggap sebagai robot pentrasfer ilmu dan bukan lagi pengamong dan pengayom bagi siswanya. Sudah jarang sekali saya melihat ada siswa yang saat berpapasan dengan gurunya mencium tanga gurunya, jangankan mencium tangan memberi salam pun enggan.

Miris memang melihat wajah pendidikan terutama dalam hal perilaku pelajar saat ini, pada dasarnya etika yang sudah tidak lagi tertanam sejak dini dibangku sekolahan ataupun di rumah dan sekitar tempat tinggalnya merupakan salah satu penyebab maraknya tindakan anarkis pelajar dan mahasiswa (tawuran, demo anarkis), meningkatnya pelajar yang tidak lagi memikirkan etika moral dengan melakukan tindakan terlarang seperti narkoba bahkan pergaulan bebas, atau bahkan pada tataran pejabat tinggi yang dulu pernah bersekolah dan kini duduk dikursi pemerintahan dengan seenaknya korupsi dan memakan hak rakyatnya. Penulis rasa itu juga karena pendidikan etika dan moral yang kurang dan solusinya adalah dengan menambah pelajaran etika. Meski tidak bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat untuk dapat beretika dengan baik, terutama bagi mereka yang sudah terlanjur lulus dan tidak beretika. Tapi setidaknya treatment ini jika dilakukan dengan segera akan menumbuhkan benih-benih manusia baru yang berakhlak dan nantinya dimasa yang akan datang akan menjadi penerus bangsa.
Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa.  Pendidikan yang baik sebaiknya menciptakan Sumber daya manusia yang dapat membangun bangsa dan negara ke arah yang lebih baik bukan hanya berdasarkan nilai tinggi dan prestasi yang dicapainya tapi juga etika dan perilaku yang baik. Agar nantinya generasi penerus bangsa dapat benar-benar beretika, bermoral dan dapat menjadi pribadi yang baik. Sehingga bangsa ini tidak hanya dihormati karena kesejahteraan penduduknya, tapi juga etika dan perilaku masyarakatnya.
SEMOGA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa anda terkadang susah untuk menulis?